Memaksimalkan Hasil Panen Padi

Budidaya padi atau komoditi lain sejatinya memelihara sesuatu yang tumbuh. Oleh karena itu agar budidaya bisa menghasilkan budi duit yang diinginkan, dibutuhkan pengertian kepada obyek yang bertumbuh, yakni tanaman. Bahkan lebih jauh lagi, menghendaki kasih sayang dari pemiliknya. Jika pemiliknya abai, maka dia pun juga akan memberikan imbalan sesuai dengan amal si pemilik pada saat panen nanti.

Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan nutrisi yang cukup dan tepat pada saat yang dibutuhkan. Pemberian pupuk berlebih di saat yang tidak dibutuhkan tanaman, sama halnya dengan jor-joran alias abai terhadap keinginan tanaman. Demikian pula dengan pemakaian pestisida berlebihan. Alih-alih dapat melindungi tanaman, justru kocek jebol untuk belanja produk perlindungan tanaman. Si hama pun juga bisa resisten. Makanya sekali lagi perlu perhatian dan kasih sayang dalam budidaya. misalnya dalam budidaya padi.

Produk duo aksi boleh dipilih. Aksi pertama sebagai pupuk hayati (“bio fertilizer”) dan aksi kedua sebagai agen proteksi tanaman (“bio pesticide”). Biasanya produk seperti ini mengandung bakteri berguna untuk kesuburan dan kesehatan tanaman padi. Rendam benih dalam larutan imunisasi semalam, lalu sebar di pembibitan keesokan harinya. Imbalan atas kasih sayang petani ini, tanaman menghasilkan perkecambahan benih seragam, tanaman lebih sehat dan anakan produktif lebih banyak.

Lahan sawah sebagai lokasi pertanaman pun harus ‘disisir’ dari calon-calon pengganggu seperti gulma. Pembersihan gulma menggunakan herbisida sesuai pilihan. Gangguan hama yang sering muncul pada fase pertumbuhan awal (umur 10 – 20 Hari Setelah Tanam/HST) seperti wereng batang coklat, penggerek batang atau keong perlu diantisipasi dengan bahan perlindungan sesuai misal insektisida berbahan aktif dimehipo. Pada umur tersebut tanaman di lokasi pertanaman intensif membutuhkan pupuk (pemupukan pertama umur 7-15 HST). Berikan urea 150 kg/ha dan tambahkan hara mikro.

Pemupukan kedua (umur 30-35 HST) tambahkan nutrisi berupa pupuk urea dan hara mikro lainnya. Hara mikro biasanya terkait dengan ‘non subsidi’. Pertimbangkan dalam anggaran belanja petani. Jika muncul serangan wereng (WBC) dalam populasi tinggi (> 25 ekor per rumpun), penyemprotan insektisida kombinasi dapat menurunkan serangan hama ini. Gunakanlah konsentrasi 50 – 100 ml + 20 ml per tangki (tergantung populasi wereng per rumpun). Nosel sprayer diarahkan pada bagian bawang padi (batang), oleh karena wereng berada pada lokasi tersebut.

Penyemprotan dengan insektisida yang khusus dapat mematikan telur wereng perlu juga dilakukan. Jika populasi wereng sangat tinggi lakukanlah penyemprotan hingga 5 kali dengan interval/jarak waktu penyemprotan 3 – 5 hari sekali. Aplikasi pestisida dilakukan terakhir 10 hari menjelang panen (umur 80 HST) untuk mencegah residu berlebih pada tanaman saat panen. Jika ingin terpadu dalam memberikan nutrisi dan perlindungan tanaman, ikuti saja paket teknologi yang telah banyak disediakan formulator, salah satunya adalah PT BIOTIS AGRINDO

Selamat mencoba.

Read Previous

STADIUM 18 EC Mampu Tuntaskan Penggerek Batang Padi (Beluk)

Read Next

LOGIC 70 WP

2 Comments

  • Minta tabel penanaman padi lengkap dengan pengaplikasianya dg menggunakan produk dari biotis

    • silahkan whatsapp di 0813-8818-9178. nanti direspon disana yah bos

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × 4 =

error: Content is protected !!