Gerak Cepat Tangani Serangan Wereng Batang Cokelat

Jakarta (11/8) – Memasuki musim kemarau, serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC) menyerang beberapa wilayah sentra produksi padi nasional.  Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman jauh -jauh hari sudah menginstruksikan tim pengendalian hama lingkup Kementerian Pertanian untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan kontrol pengendalian agar serangan WBC tidak meluas. Meskipun serangan hama wereng belum menjadi ancaman besar, Amran tetap meminta jajarannya untuk tetap waspada dan sigap bergerak menangani permasalahan WBC di lapangan.

Berdasarkan data dari Ditjen Tanaman Pangan Kementan yang diolah dari hasil pengamatan pihak internal maupun petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) di daerah, total luas lahan yang terkena hama wereng dari bulan Januari hingga Juli adalah 67.749 hektare. Sementara lahan puso (gagal panen) yang diakibatkan wereng seluas 746,71 hektare. “Luas lahan yang diserang sangat kecil perbandingannya dibandingkan luas keseluruhan lahan di Indonesia. Tapi pengendalian serangan hama WBC sekecil inipun harus segera dilakukan sejak dini untuk mengantisipasi meluasnya ledakan serangan hama sehingga tidak terjadi gejolak yang bisa menurunkan produksi padi nasional. Untuk itu, kiat-kiat pengelolaan pertanaman padi di lapangan perlu dilakukan,” ujar Amran.

Untuk mencegah serangan WBC semakin meluas, Amran meminta jajarannya melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan perakitan varietas tahan, rekayasa ekologi dan reagroekosistem, serta pelaksanaan PHT biointensif pada percepatan perluasan Pengelolaan Tanaman Terpadu.  “Saya sudah perintahkan semua unit kerja POPT bergerak. Balai-balai pertanian di daerah segera berkoordinasi dengan pemda setempat untuk mencari spot-spot daerah yang terdampak wereng. Saya minta tiap hari daerah  terdampak wereng dimonitor, dan segera dilaporkan, Insya Allah segera teratasi,” kata Amran.

Gerak cepat pemerintah pusat dalam antisipasi serangan WBC diapresiasi oleh pemerintah daerah, diantaranya Pemkab Purbalingga, Jawa tengah. Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lily Purwati memuji berbagai upaya yang dilakukan oleh semua pihak sehingga serangan wereng di Purbalingga sudah mampu dikendalikan. Serangan yang awalnya mencapai 150 hektare dari total pertanaman seluas 15 ribu hektare, kini tinggal 95 hektare. “Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerjasama yang kuat antara pemerintah daerah bersama-sama dengan Badan Litbang Pertanian Kementan, Universitas Jenderal Soedirman, TNI, dan Penyuluh,” ungkap Lily.

Bentuk kerjasama dengan Badan Litbang Pertanian ini diwujudkan di antaranya dalam penerapan teknologi. Badan Litbang Pertanian telah membawa teknologi Bioprotektor, Bio Decomposer, dan sistem taman Jarwo Super. “Teknologi yang dibawa Badan Litbang Pertanian ini cukup ampuh dalam mengendalikan wereng,” tambah Lily.

Sumber:
https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=2160

Read Previous

Petani Andalan Biotis

Read Next

10.563 Hektare Jagung di NTT Terserang Ulat Grayak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen − one =

error: Content is protected !!